Mendengar namanya saja saya sudah tertarik. Ternyata Hukum Little dapat diaplikasikan pada beragam sistem yang memiliki antrian, terutama penjadwalan sistem. Website ini menjelaskan sebuah konsep matematis yang baru dengan mudah dan komprehensif.
Hmmm… nama dari istilah-istilah tersebut mengingatkan saya akan beban hidup menjadi manusia dan berlalunya waktu yang tidak dapat dihindarkan. Starvation merupakan masalah yang umum terjadi di sistem konkuren. Aging di lain hal merupakan salah satu solusi untuk Starvation. Proses yang ‘tua’ akan memiliki prioritas yang lebih tinggi ketimbang proses yang lebih ‘muda’.
Dua sejoli ini berperan penting dalam proses penjadwalan. Scheduler memutuskan urutan siapa yang akan dikerjakan terlebih dahulu. Sementara itu, dispatcher bertanggung jawab dengan proses ‘lulusnya’ suatu proses dari state menunggu menuju state sedia.
Thread scheduling merupakan salah satu materi yang paling kompleks menurut saya dalam minggu ini. Website ini mencantumkan algoritam-algoritma maupun konsep-konsep umum yang digunakan di beragam sistem untuk dapat menjalankan penjadwalan untuk Thread.
Multilevel Feedback Queue Scheduling (MLFQ) CPU Scheduling
Berkontras dengan MLQ, MLFQ memiliki proses yang cukup berbeda. Dengan menggunakan MLFQ, kita terus-menerus mengevaluasi perilaku dari beberapa barisan (queue) yang bisa berupa waktu eksekusi, sehingga kita tahu kapan kita harus pindah mengerjakan queue lainnya.
Multilevel Queue (MLQ) CPU Scheduling
Salah satu metode penjadwalan CPU yang ada adalah dengan membagi proses-proses dengan kelas senada menjadi queue atau barisan yang kelak akan dieksekusi satu-persatu berdasarkan prioritasnya. Setiap queue juga dapat memiliki algoritma penjadwalan yang berbeda-beda satu sama lain.
Apa itu round-robin dan mengapa namanya begitu catchy? Round-Robin Scheduling adalah salah satu algoritma penjadwalan yang paling awal dipakai dan berdasarkan pada prinsip yang disebut “round-robin”, yang menyatakan bahwa semua pihak memiliki proporsi yang sama dalam berbagi resource yang ada.
Saya dengan secepat kilat mencari apa perbedaan dari kedua istilah ini ketika dosen ‘mengetes’ mahasiswa di kelas. Preemptive memberikan fasilitas yang lebih fleksibel dalam mengatur resource, namun ada kemungkinan merusak proses yang tiba-tiba diterminasi. Sebaliknya, non-preemptive lebih mungkin menimbulkan starvasi resource sebagai trade-off komplesi terjamin dari tiap proses.
Simpel. Siapa yang paling cepat selesai maka dia akan mendahului yang lain. Sistem penjadwalan ini bisa bersifat preemptive maupun tidak dan secara signifikan menurunkan rerata waiting time.
Ada baiknya kita mencari sumber pembelajaran lain selain apa yang diberikan di kelas dan buku. Resource perkuliahan universitas lain, seperti isi tautan ini, membantu saya menjelaskan materi perkuliahan dari sudut lain.